Direktori Artikel
- 1 Manajemen toko offline: mengandalkan aura untuk mengendalikan seluruh tempat
- 2 Manajemen e-commerce: mengandalkan kekuatan otak dan kreativitas
- 3 E-person vs. I-person: Perbedaan dalam kebutuhan kepribadian
- 4 SOP: Mata kuliah wajib umum, soal ujian berbeda
- 5 Mengapa perusahaan e-commerce tidak dapat mempelajari manajemen offline?
- 6 Kesimpulan: Filsafat manajemen adalah kekuatan pendorong yang berbeda
E-commerceApa perbedaan antara manajemen dan manajemen toko offline? Dari "darah ayam" hingga "otak terbakar"
Artikel ini menganalisis secara mendalam manajemen pelaksanaan toko offline dan pemikiran strategis operasi e-commerce, meliputi penerapan SOP, perbedaan karakteristik karyawan, dan perbandingan kesulitan manajemen.
Membantu Anda memahami sepenuhnya perbedaan antara manajemen e-commerce dan manajemen toko tradisional, dan menemukan ide-ide baru untuk meningkatkan daya saing perusahaan Anda.
Tahukah kamu?Manajemen e-commerce dan manajemen toko offlineMeski keduanya disebut "manajemen", pada hakikatnya keduanya adalah cara bermain yang sangat berbeda, seperti "pertunjukan penuh semangat di atas panggung" dan "pemikiran mendalam sutradara di balik layar".
Kedua model manajemen tim ini sangat berbeda. Jika Anda hanya menggunakan satu cara berpikir untuk diterapkan pada skenario yang lain, pada dasarnya itu seperti menggunakan wajan untuk memanggang pizza, yang rasanya pasti tidak akan enak.
Manajemen toko offline: mengandalkan aura untuk mengendalikan seluruh tempat
提到Manajemen toko offline, kata kunci pertama adalah "status".
Karena karyawan offline harus berhadapan langsung dengan pelanggan, kepuasan pelanggan sering kali bergantung pada senyuman, nada bicara, tindakan karyawan, dan bahkan ketulusan pesan sambutannya.
Inilah mengapa toko offline selalu suka mengadakan rapat pagi, meneriakkan slogan, dan menari untuk pemanasan. Banyak orang menganggapnya "pedesaan", tetapi sebenarnya, iniAktifkan status karyawancara yang efektif.
Selain itu, banyak karyawan toko offline memiliki kualifikasi akademik yang rendah dan latar belakang budaya yang terbatas, sehingga fokus pelatihan adalah pada eksekusi. Selama mereka mengikuti SOP (prosedur operasi standar) dan tidak melakukan kesalahan, mereka dianggap sebagai karyawan yang baik.
dengan kata lain,Manajemen toko offline lebih "didorong oleh eksekusi"Sasaran utamanya adalah memastikan pengalaman layanan dan suasana penjualan.
Manajemen e-commerce: mengandalkan kekuatan otak dan kreativitas
Manajemen e-commerceItu benar-benar berbeda.
Sebagian besar tim operasional e-commerce tidak berhadapan langsung dengan pelanggan. Selain livestreamer, sebagian besar posisi di belakang layar diisi oleh "ahli strategi di balik layar". Alih-alih meneriakkan slogan kepada pelanggan, mereka mengandalkan data dan strategi untuk memenangkan persaingan.
seperti:
- Bagaimana merancang strategi pemilihan produk?
- Bagaimana cara mengoptimalkan iklan?
- Bagaimana cara meningkatkan rasio konversi halaman?
- Cara menggabungkanOperasi e-commerce和drainaseModel kuantitas?
Semua ini memerlukan analisis logis, ketajaman data, dan kreativitas.
Oleh karena itu, manajer e-commerce seringkali lebih memperhatikan latar belakang pendidikan dan kemampuan berpikir karyawan. Singkatnya,Offline mengandalkan mulut, online mengandalkan otak.

E-person vs. I-person: Perbedaan dalam kebutuhan kepribadian
在Manajemen toko offlineDi antara mereka, yang terbaik bagi karyawan adalah menjadi "orang E" (ekstrovert), karena mereka harus berhadapan langsung dengan pelanggan, dan senyum, antusiasme, serta keterampilan komunikasi mereka secara langsung menentukan tingkat transaksi.
Dan masukManajemen e-commerceDi dunia nyata, yang terjadi justru sebaliknya. Operasi back-end, desain, dan periklanan lebih cocok untuk tipe "I" (introvert), yang dapat dengan tenang mendalami data, meneliti algoritma, dan mengasah ide-ide kreatif mereka.
Dapat dikatakan bahwa perdagangan offline bergantung pada suasana, sedangkan perdagangan elektronik bergantung pada kekuatan otak.
SOP: Mata kuliah wajib umum, soal ujian berbeda
Baik itu e-commerce maupun offline, SOP sangatlah penting.
- SOP Offline:Eksekusi adalah inti, seperti "melayani dengan senyuman", "menyerahkan struk dengan kedua tangan", dan "menyapa ketika memasuki pintu".
- SOP E-dagang:Ini bukan hanya tentang eksekusi, tetapi juga tentang merangsang pemikiran, seperti “bagaimana menulisSEO"Optimalkan judul", "Cara menguji rasio klik-tayang pada berbagai materi iklan kreatif".
begitu,Kesulitan manajemen e-commerce terletak pada: bagaimana menstandardisasi proses sambil tetap menjaga kreativitas. DanKesulitan manajemen toko offline terletak pada: bagaimana mempertahankan status dan eksekusi karyawan.
Mengapa perusahaan e-commerce tidak dapat mempelajari manajemen offline?
Banyak perusahaan e-commerce mengikuti model bisnis tradisional – mengadakan rapat pagi, meneriakkan slogan, dan melakukan aktivitas membangun tim.
Hal ini memang dapat meningkatkan suasana tim dalam jangka pendek, tetapi segera ditemukan bahwa metode ini tidak dapat memecahkan masalah inti e-commerce.
Yang paling kurang dari e-commerce bukanlah gairah, tapiKreativitas berkelanjutan和Kemampuan meninjauDan inilah yang kurang dalam sistem manajemen toko offline.
Oleh karena itu, menyalin "darah ayam" offline ke online akan memiliki efek yang terbatas.
Kesimpulan: ManajemenFilsafatIni adalah kekuatan pendorong yang berbeda
Singkatnya:
- Inti dari manajemen toko offline adalah semangat dan eksekusi.
- Inti dari manajemen e-commerce adalah strategi dan kreativitas.
Meskipun kedua aliran pemikiran ini mungkin tampak kontradiktif, sebenarnya keduanya saling melengkapi. Yang satu mengandalkan motivasi, yang lain mengandalkan kecerdasan, keduanya pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan pengalaman pelanggan.
Maksud saya adalah:Manajer yang hebat harus berpikir lintas batas dan menggabungkan eksekusi offline dengan inovasi e-dagang..
Seperti kata filsafat:“Manajemen sejati bukan tentang mengelola barang-barang, tetapi tentang menginspirasi kekuatan pendorong paling kuat dalam sifat manusia.”
👉 Pikiran Akhir
- Manajemen toko offline:Fokus pada suasana dan eksekusi, status karyawan secara langsung menentukan kepuasan pelanggan.
- Manajemen e-commerce:Fokus pada strategi dan kreativitas, analisis data dan pemikiran logis adalah kuncinya.
- Perbedaan kepribadianOrang-orang yang bekerja secara offline cenderung bertipe E (ekstrovert), sedangkan orang-orang yang bekerja secara e-commerce cenderung bertipe I (berpikir).
- SOP yang berbeda:Offline lebih berfokus pada eksekusi, sementara e-commerce lebih berfokus pada pertumbuhan dan peninjauan.
- Perbedaan Kesulitan:Sulit untuk mempertahankan status offline, dan sulit untuk merangsang kreativitas dalam e-dagang.
Kesimpulan akhir: Perbedaan antara manajemen e-commerce dan toko offline bukanlah tentang siapa yang lebih maju, melainkan tentang kekuatan pendorong di baliknya. Memahami perbedaan ini adalah kunci untuk mencapai manajemen yang optimal.
Harapan Chen Weiliang Blog ( https://www.chenweiliang.com/ ) membagikan "Perbedaan Antara Manajemen E-commerce dan Manajemen Toko Offline: Analisis Lengkap Operasi E-commerce vs. Manajemen Toko Tradisional", yang bermanfaat bagi Anda.
Selamat datang untuk membagikan tautan artikel ini:https://www.chenweiliang.com/cwl-33110.html
Untuk mengungkap lebih banyak trik tersembunyi🔑, selamat datang untuk bergabung di saluran Telegram kami!
Bagikan dan sukai jika Anda menyukainya! Bagikan dan suka Anda adalah motivasi kami yang berkelanjutan!